BIDVERTISER

Sunday, December 13, 2020

QASHASH (KISAH) DALAM AL-QUR'AN


AL-QASHASH FI AL-QUR’AN

 

I.     Pendahuluan

Kesan dari suatu pesan tentang sesuatu peristiwa akan lebih bermakna dan menarik apabila disajikan sesuai dengan tuntutan jiwa penerima pesan tersebut, yang lazimnya terjadi melalui metode penyampaian dalam bentuk kisah, sehingga pesan yang terdapat dalam kisah itu akan berpengaruh dan terkesan bagi penerima.

Al-qur’an, banyak menyimpan kisah, baik kisah nyata yang benar-benar terjadi pada masa lampau dan akan datang, kisah yang bersifat simbolik, peristiwa yang terjadi pada satu waktu tertentu, maupun kisah yang bersifat kesejahteraan, yang berkenaan dengan kehidupan Nabi ataupun Rasul, sebuah komunits (umat) dengan berbagai peristiwa yang dapat dijadikan sebagai tamsilan, iktibar dalam kehidupan, sebagai pedoman bagi generasi pendatang setelah peristiwa itu terjadi.

Kisah-kisah dalam Al-quran jika ditelaah, memang tidak termaktub secara kronologis, karena Alquran bukan merupakan kitab Sejarah. Satu kisah bisa muncul dalam beberapa surah yang berlainan. Sehingga susunan Alquran terkesan tidak sistematis sebagaimana karya atau kitab-kitab lainnya.1 Tetapi sebenarnya sistematika ini adalah untuk menutup peluang bagi pengkritik yang menilai Alquran sebagai suatu yang kacau, sebab menurut kelompok pengkritik ini uraian alquran yang disajikan sifatnya jumping (lompat-lompat), belum selesai mengisahkan satu peristiwa, tiba-tiba melompat pada peristiwa lain, dan terkadang tidak berhubungan sedikitpun dengan uraian sebelumnya.2

Demikian juga hal-hal yang berkenaan dengan hukum lain selain kisah, sehingga dalam suatu surah tergabung berbagai persoalan. Keritik seperti ini telah ditanggapi oleh beberapa tokoh, diantaranya al-Khaththabi (319-388 H) dalam bukunya Bayan I’jaz alQuran,3 demikian juga tentang pengulangan kisah, 4 dimana kesemuanya itu ada hikmah yang terkandung di dalamnya.

Lebih dari itu apakah kisah-kisah yang terdapat dalam Alquran dapat dibuktikan sesuai dengan fakta ? atau hanya iktibar saja dan tidak pernah terjadi. Kemudian kisah-kisah yang bagaimana yang diungkapkan oleh Alquran, dan adakah makna tersendiri dalam sajian Alquran dalam menyampaikan kisah dengan sistematika yang terkesan tidak berurutan itu. Untuk melihat lebih lanjut, makalah sederhana ini akan mencoba memberi jawaban terhadap persoalan di atas.

II.   Pengertian al-Qashash dan Perbedaannya dengan Sejarah

Secara etimologi, kata                    adalah bentuk mashdar dari kata kerja (fi’il) yaitu :                                                                      “ yang berarti                                               “ mencari atau mengikuti jejak selangkah demi selangkah.5

Dikatakan                                   , saya mencari atau mengikuti jejaknya.6 Qashash 7 dalam pengertian mencari atau mengikuti dapat dilihat dalam alquran, antara lain :

 قَالَ ذَلِكَ مَا كُنَّا نَبْغِ فَارْتَدَّا عَلَى آثَارِهِمَا قَصَصًا 

“ Lalu keduanya mengikuti jejak mereka semula”. (QS. Al.Kahfi: 64).

 وَقَالَتْ لأخْتِهِ قُصِّيهِ فَبَصُرَتْ بِهِ عَنْ جُنُبٍ وَهُمْ لا يَشْعُرُونَ 

“dan berkata Ibu Musa kepada saudara Musa yang perempuan, ikutilah dia.” (QS. Al-Qashash:11).

Qashash dapat juga diartikan                             yaitu berita yang berurutan.8 Pada pengertian ini, firman Allah SWT menyebutkan :

 إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْقَصَصُ الْحَقُّ وَمَا مِنْ إِلَهٍ إِلا اللَّهُ وَإِنَّ اللَّهَ لَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ 

“Sesungguhnya ini adalah berita yang benar.” (QS.Ali Imran:62)

Adapun pengertian secara terminologi, oleh Muhammad Kamil Hasan mengemukakan, kisah adalah sarana untuk mengungkapkan seluruh pengalaman hidup seseorang atau kelompok masyarakat, meliputi suatu peristiwa atau sejumlah peristiwa.9  Pengertian ini biasanya dikategorikan pada kelompok makna kisah secara umum, atau lebih dikenal dengan istilah Sejarah. Sedangkan al-Qaththan memberikan pengertian qashash al-Quran adalah pemberitaan alquran tentang hal ihwal umat yang telah lalu, nubuwat (kenabian) yang terdahulu dan peristiwa-peristiwa yang terjadi maupun yang akan terjadi.10

Jika diperhatikan sekilas memang terkesan pengertian kisah (al-qashash) dengan istilah Sejarah tidak jauh berbeda atau bisa dikatakan memiliki kesamaan. Namun apabila ditelaah dengan seksama maka sangat nampak perbedaan keduanya. Istilah Sejarah diartikan secara etimologi, adalah ilmu pengetahuan yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu, “istoria” berarti ilmu. Adapun dari sisi terminology, Aristoteles berpendapat bahwa istoria (Sejarah) adalah penelaahan sistematis mengenai seperangkat gejala alam yang terjadi di alam semesta. Dalam bahasa Jerman, kata Sejarah (Geschitce) berasal dari kata Geschehen yang berarti terjadi, dan menurut istilah adalah suatu hal yang telah terjadi.11

Dari pengertian terminologi menurut al-Qaththan di atas, sebenarnya merupakan kejelasan bahwa kisah (al-qashash) tidak sama dengan Sejarah, dongeng, buku cerita atau sejenisnya. Selain al-quran adalah kitab yang didalamnya menjelaskan berbagai perintah Tuhan, juga sebagai kitab yang tidak dapat dan atau mungkin untuk ditandingi oleh bentuk perintah, cerita, buku atau perjalanan berita seseorang atau kejadian apapun.

Kemudian al-quran sebagai kalamullah dan suci dari ketiadaan bukti-bukti tentang kejadian suatu kisah. Kisah alquran tidak lain merupakan hakikat yang berkenaan dengan perjalanan alur suatu kisah itu sendiri. Fakta Sejarah yang diungkapkan Alquran dalam berbagai bahasa yagn indah dan memukau, mempesona, merupakan suatu bukti bahwa kisah tersebut nyata. Toshihiki Izutsu menyataka, tanpa adanya penjelasan, al-qashash dalam Alquran ialah agama sebagai sumber dan pokok dasar dari seluruh permasalahannya (ultimate ground of all things). Alquran mengandung tentang konsep-konsep etis religius sebagai azas yang sangat penting dan mendasar dari seluruh hal yang berkaitan dengan moralitas.12

Seiring dengan itu, secara khusus al-Qaththan, menyingkap kandungan kisah dalam al-Quran (al-qashash fi Qur’an) memiliki tujuan sebagai berikut :

Ø  Menjelaskan azas-azas dakwah menuju Allah dan menjelaskan pokok-pokok syariat yang dibawa oleh para Nabi dan Rasul.

Ø  Meneguhkan hati Rasulullah dan hati umat manusia atas agama Allah, memperkuat kepercayan mukmin tentang kemenangan yang benar dan para pendukung serta hancurnya kebatilan bersama pembelanya.

Ø  Membenarkan kisah para Nabi dan Rasul terdahulu, menghidupkan kenangan pengabdian mereka.

Ø  Menampilkan kebenaran Muhammad dalam dakwahnya seperti yang dikisahkannya tentang berbagai hal ihwal orang-orang terdahulu sepanjang kurun dan umat manusia.

Ø  Menyibak kebohongan ahli kitab dengan hujjah yang menyelewengkan keterangan dan petunjuk yang disembunyikan, dan menantang mereka dengan isi kitab mereka sendiri sebelum kitab itu dirubah dan diganti.

Ø  Kisah termasuk salah satu bentuk sastra yagn dapat menarik perhatian para pendengar dan memantapkan pesan-pesan yagn terkandung didalamnya ke dalam jiwa manusia.

Ø  Kisah-kisah dalam Alquran bukan saja memuat prinsip-prinsip pendidikan psikologi, namun juga aspek rasio. Rasio manusia dibebaskan dari keterbelakangan dalam tradisi-tradisi lama yang menyesatkan dan menghambat kebebasan berpikir.

 

III.  Kisah Para Nabi dalam Budaya Arab Jahiliyah

Pada dasarnya kisah yang dikemukakan Alquran merupakan kisah yang sudah dikenal dan diceritakan dalam kitab-kitab terdahulu. Al-Dzahabi menyebutkan bahwa diantara  kisah-kisah Nabi dan Rasul dalam Alquran, juga ditemukan dalam kitab-kitab suci yang diturunkan Allah kepada RasulNya terdahulu seperti Taurat dan Injil.13 Hal ini Alquran sendiri menjelaskan kesamaan diantara kisah yang terdapat pada kitab-kitab dimaksud.

Selain daripada itu, Alquran menampilkan kembali guna menguji dan menentukan benar tidaknya kisah yang terdapat pada kitab-kitab sebelumnya, mengingat kebenaran yang terdapat pada kitab yagn ada sekaran (Perjanjian lama dan baru), tidak dijamin keautentikannya karena telah terjadi perubahan dan penukaran akibat adanya campur tangan manusia.14

Ada beberapa kisah dalam Alquran tentang para Nabi dan Rasul dengan kaumnya yang membangkang lalu berakhir dengan azab Allah terhadap mereka. Kisah seperti ini dapat ditemukan pada Kitab Perjanjian lama. Hanya saja gagasan-gagasan  itu lebih samar dan tidak sama apa yang dikish oleh alquran.

IV. Ragam Bentuk Pengungkapan Kisah

Apabila diperhatikan secara cermat, nampak bahwa sebagai kitab hidayah, Alquran memuat bermacam kisah dengan gaya dan karakteistik tersendiri. Quraish shibah mengklasifikasikannya dalam dua macam, pertama kisah yang benar-benar terjadi, kedua kisah yang disajikan itu bersifat simbolik.15

 

V.   Rahasia Metode Pengulangan Kisah dalam Qlquran

Kisah yang terdapat dalam Alquran, abgi seorang mukmin, betapapun harus diakui bahw ia merupakan sebuah kebenaran dan bukan  hayalan (fiktif) belaka. Tetapi apakah pandangan ini sama bagi yang bukan mukmin, karena kisah itu sendiri tidak selamanya dapat dibuktikan kebenarannya berdasarkan data ilmiah. Ditambah lagi pengulangan suatu kisah pada surat yang sama ataupun berbeda bahkan kadang berjumlah lebih dari dua kali pengulangan.

Oleh karenanya, alquran dalam penyampaian kisah-kisah menampilkan dalam metode tersendiri dan apabila diperhatikan dengan cermat, nampak bahwa metode tersebut hanya dimiliki oleh Alquran sendiri. Tujuan yang akan dicapai dari metode dimaksud adalah bagaimana Alquran itu dapat dipahami secara baik serta berhasil guna dengan efektif bagi kehidupan umat manusia.

Rahasia pengulangan kisah dalam Alquran, yaitu satu kisah dapat ditemukan pada beberapa ayat yang berbeda dan sering menggunakan kalimat yang juga berbeda, tetapi memiliki pengertian yang sama, disamping didapati nilai tambah dari kisah itu. Sebagai contoh, kisah Nabi Nuh as, terdapat sebanyak 25 ayat dan kisah Nabi Musa as berjumlah 70 ayat.16

Sehubungan dengan terjadinya pengulangan kisah dalam alquran, al-Qaththan mengatakan bahw yang demikian itu ada empat macam rahasia yang dapat diambil yaitu :

Ø  Untuk menjelaskan ke-balaghah-an Alqura dalam tingkat paling tinggi. Sehingga tida ada kebosanan dan dapat menambah makna-makna baru yang tidak didapatkan di saat membacanya di surat lain.

Ø  Menunjukkan kehebatan mukjizat alquran. Sebab mengemukakan sesuatu makna dalam berbagai bentuk susunan kalimat yang mana  salah satu bentuk pun tidak dapat ditandingi sastrawan Arab, dan merupakan tantangan dahsyat serta bukti alquran datang dari Allah SWT.

Ø  Memberikan perhatian besar terhadap kisah yang diulang-ulang, supaya pesan yang disampaikan lebih melekat dalam jiwa dan diingat oleh manusia. Hal ini karena pengulangan merupakan salah satu metode pengukuhan dan indikasi betapa besar perhatian Alquran terhadap kisah dimaksuf.

Ø  Perbedaan tujuan yang karenanya kisah tersebut diungkapkan. Maka sebagian dari makna-maknanya diterangkan pada satu tempat, sebab pengulangan kisah dimaksud sangat diperlukan, sedang makna-makna lainnya dikemukakan di tempat lain, yang sesuai dengan tuntutan keadaan.17

Selain pandanga yang disebutkan oleh al-Qaththan di atas, Abd Rahman Dahlan, juga mengatakan bahwa Alquran biasanya lebih dahulu menyebutkan kandungan suatu kisah secara umum melalui beberapa kata secara singkat. Memberikan penegasan dan penolakan apabila dipandang kisah tersebut hendak menyampaikan pesan-pesan penting dan selanjutnya menguraikannya secara universal. 

VI. Penutup

Secara naluriah, manusia tidak menafikan tentang  kisah, bahkan sangat mempengaruhi dalam menangkap pesan dari suatu kisah. Dan alquran yang mengandung berbagai kisah baik yang bersifat simbolik atau kenyataan pada masa lalu tentang seorang nabi dengan kaumnya atau tokoh dan komunitas tertentu di suatu tempat dan waktu, adalah ‘ibrah dan pengajaran bagi generasi berikut.

Pembuktian ilmiah tentang kebenaran kisah Alquran telah banyak yang terbukti, sementara yang masih belum terbukti hanya proses dan perbedaan waktu yang menentukan, dan apa yang belum terbukti tersebut merupakan kelemahan manusia sendiri  bukan oleh karena kebohongan kisah-kisah Alquran. Hal inilah yang menjadikan garis pemisah antara kisah (alqashash) dengan Sejarah.

Bentuk pengulangan kisah yang terdapat dalam Alquran tidak lain adalah sebagai penegasan dan penjelasan kepada manusia bahwa bahasa yang digunakan alquran mengandung berbagai macam rahasia Tuhan, hanya mereka yang dekat kepadaNya yang mampu mengungkap rahasia-rahasia tersebut.

 

 

DAFTAR BACAAN

 

Abd Rahman Dahlan, Kaidah-kaidah Penafsiran al-Quran,  Mizan, Bandung,   1997

Al-Umry, Jamal Ahmad Dirasah fi al-Quran wa al-Sunnah,  Darul Ma’arif, Kairo 1982.

Al-Munawwir,  Kamus al-Munawwir,  Krapyak, Yogyakarta 1981.

Al-Qaththan, Mabahits fi ‘Ulum al-Qur’an,  Cet. II, Mansyurat al-“Ashr al-Hadits, Riyadh, tt.

Al-Razy, I Mafatih al-Ghaibi,  Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah, Juz VI, Beirut 1990.

Hasbullah Bakry,  Isa dalam Quran Muhammad dalam Bible,  Pustaka al-Hidayah, Beirut. 1999.

Hassan,  Alquran wa al-Qishash al-Haditsah, Dar al-Buhuts al-‘Ilimiyah, Beirut, 1970

Louis Gottschalk,  Mengerti Sejarah,  (edisi Indonesia) Terj. Nugroho Notosusanto, UI-Press, Jakarta 1969, hal 27.

Muhammad Zaghlul Salam,  Tsalatsu Rasail fi I’ja alQuran al-Rrmmawi, al-Khaththabi wa al-Jurjani,  Dar al-Ma’arif, Kairo, tt.

M. Quraish Shihab, Mukjizat Al-Quran,,  Mizan, Bandung, 1998

Siddiqi,  Konsep qur’an tentang Sejarah,  Pustaka Firdaus, Jakarta 1986.

Toshihiko Izutsu,  Ethico Religious Concepts in The Qur’an,  McGill University Press, Canada 1966.

 

 

 

 



1 Jika diteliti lebih lanjut, justru hal ini yang membedakan Al-quran sebagai wahyu dibanding dengan kitab-kitab atau karangan lainnya karya manusia. Sekaligus membuktikan bahwa alquran bukan karya Nabi Muhammad SAW.

2 Shihab, Mukjizat al-Quran,  Mizan, Bandung, 1998, hal. 239

3 Diantara tanggapan beliau yang dikutip oleh Muhammad Zahlul salam, adalah tujuan bergabungnya berbagai persoalan dalam satu surah adalah agar setiap pembaca surah dapat memperoleh sekian banyak petunjuk dalam waktu yang singkat, tanpa harus membaca seluruh ayat alquran. Allah SWT bermaksud menguji hambaNya menyangkut ketaatan dan kesungguhan mereka melalui aneka ragam petunjuk. Lihat Muhammad Zaghlul salam, Tsalatsu Rasail fi I’ja alQuran al-Rammawi, al-Khaththabi wa al-Jurjani, Dar al-Ma’arif, kairo, t.t, hal. 49-50.

4 Kecuali itu, diantara kisah yang tidak berulang dalam al-Quran adalah kisah tentang Nabi Yusuf As, karena ada hikmah yang terkandung di dalamnya, yaitu : pertama, ksiah tersebut membicarakan tentang keadaan wanita (niswah) yang melakukan fitnah karena kegantengan seoran gpria, maka wajar jika hal demikan ditutupi dan disembunyaikan. Kedua, pada kisah tersebut diawali dengan penderitaan dan berakhir kebahagiaan, berbeda dengan kisah lainnya, yang diawali dengan kebahagiaan berakhir penderitaan (siksaan). Ketiga, sebahagiaan mufassir mengemukakan bahwa yang demikitan itu merupakan isyarat terhadap lemahnya bangsa Arab, apabila ditantang dalam membuat kisah menarik dengan fashshah luar biasa seperti al-Quran. Al-Umry, Dirasat fi al-Quran wa al Sunnah,  Darul Ma’arif, Kairo, 1982, hal. 109-110.

5 Louis Ma’luf, al-Munjid fi Lughah wa al-‘Alam,  Dar al-Masyriq, Beirut, 1986, hal. 631

6 Al-Munawwir, Kamus al-Munawwair, Krapyak, Yogyakarta 1981, hal 1210-1211.

7 Kata qashash (qishah0 dalam alquran terdapat sebanyak 29 kata, tujuh dalam bentuk isim dan dua belas dalam bentuk fi’il. Lihat Al-Mu’jam, Ibid, hal. 693.

8 Al-Qaththan, Mabahits fi ‘Ulum al-Qur’an, Cet. II, Mansyurat al-“Ashr al-Hadits, Riyadh, t.t, hal. 305.

9 Hassan, Alquran wa la-Qishash al-Haditsah,  Dar al-Buhuts al-‘Ilmiyah, Beirut, 1970, hal. 9

10 Al-Qaththan, Op.cit, hal. 306.

11 Louis Gottshalk,  Mengerti Sejarah,  (edisi Indonesia), Terj. Nugroho notosusanto, UI-Press, Jakarta, 1969, hal. 27

12 Toshiko izutsu, Ethico Religius Concepts in The Qur’an, McGill University Press, Canada 1966, hal.252.

13     M. Hin. Al-Dzahabi, al-ijtihad al-Muharifah al-Quran al-karim dawafi ‘uha wa Dhaf’uha, Dr al-I’tisham, 1978, hal 25

14     Shihab, Ibid, hal. 211.

15 Shihab. Op.cit, hal. 200-203.

16 Al’Umry, Op.cit, hal. 105-17

17 al-Qaththan, Op.cit,  hal. 308.

KAPITA SELEKTA PENDIDIKAN ISLAM - BUKU PDF

 KAPITA SELEKTA PENDIDIKAN ISLAM Berikut kami sampaikan link untuk download buku KAPITA SELEKTA PENDIDIKAN ISLAM. Silahkan download melalui ...

BIDVERTISER

PROMOSI GRATIS !!!!

ANALYTIC SCRIPT

ADVERTISE HERE

PROMOTE !!!

PASANG IKLAN DI SINI !!!

GABUNG SEGERA !!!!!